|
Tugas
individu toksikologi lingkungan
Nama :
Muhammad Taslim Nur
Nim :
70200110060
Proses interaksi zat toksik di Udara
Perpindahan :
1.
Meterologis
Faktor
meteorologis mempunyai peranan yang penting dalam menentukan kualitas udara di
suatu daerah. Kondisi atmosfer sangat ditentukan oleh berbagai faktor
meteorologis, seperti kecepatan dan arah angin, kelembaban, suhu udara, tekanan
udara, dan aspek tinggi permukaan. Kadar gas pencemar di udara selain
dipengaruhi oleh jumlah sumber pencemar, parameter meteorologi juga
mempengaruhi kadar gas pencemar di udara sehingga kondisi lingkungan tidak
dapat diabaikan. Kecepatan angin, suhu udara dan kelembaban udara adalah bagian
dari parameter meteorologi yang dapat mempengaruhi kadar gas pencemar di udara.
Kecepatan angin menentukan kedalaman seberapa banyak udara pencemar tersebut
mula-mula tercampur dan ketidak teraturan kecepatan serta arah angin menentukan
laju penyebaran pencemar ketika terbawa dalam arah angin. Faktor ini yang
menentukan suatu daerah akan tercemar dan seberapa cepat kadar pencemar menipis
akibat pencampuran dengan udara lingkungan setelah bahan tersebut meninggalkan
sumbernya. Faktor meteorologis akan menentukan penyebaran pencemar di udara
ambien, baik yang berasal dari emisi sumber tidak bergerak maupun dari sumber
bergerak. Kondisi meteorologi akan menentukan luasan penyebaran pencemar, pola
penyebaran, dan jangkauan penyebaran serta jangka waktu penyebarannya.
2.
Difusi
Difusi
merupakan peroses penyebaran zat pencemar di udara. Kondisi atmosfer sangat
berpengaruh terhadap proses laju difusi atau penyebaran bahan pencemar baik
secara vertikal maupun horizontal. Proses difusi zat polutan di udara terbagi
dua yaitu difusi molekuler adalah perjalanan penyerapan zat ke dalam atmosfer
melalul kontak molekul, pada umumnya perjalanan lambat. Difusi turbulensi
adalah penyerapan atau peresapan zat ke dalam atmosfer karena adanya proses
turbulensi. Proses turbulensi adalah gerakan massa udara berpusar, sehingga
mempercepat penyerapan dan peresapan zat pencemar ke dalam atmosfer Dalam
proses difusi, peranan stabilitas. atmosfer sangat penting. Perbedaan nilai stabilitas
atmosfer akan menghasilkan perbedaan pola penyebaran atau menghasilkan bentuk
kepulan yang berbeda sehngga menghasilkan jarak jangkau dan kemampuan difusi
yang berbeda-beda.
3.
Disfersi
Proses
dispersi polutan di atmosfer melibatkan tiga mekanisme utama, yaitu gerakan
global, fluktuasi turbulensi dan difusi polutan terhadap lingkungan sekitar
akibat perbedaan konsentrasi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses
dispersi polutan itu sendiri diantaranya adalah faktor atau aspek meteorologis,
sifat fisis dan sifat kimia zat polutan, kondisi geografi serta topografi
sumber polutan. Karakteristik polutan sangat menentukan keberadaan dan perilaku
polutan itu sendiri di atmosfer. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari
kondisi fisis dan dinamis atmosfer. Pencemaran udara pada suatu tingkat
tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik
berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk kemudian terdispersi ke udara dan
menyebar ke lingkungan sekitarnya. Selain faktor angin, suhu juga turut
berpengaruh dalam proses dispersi polutan. Suhu merupakan energi kinetik
rata-rata dari pergerakan molekul-molekul, sementara panas adalah salah satu
bentuk energi yang dikandung oleh suatu benda.
4.
Presipitasi
atau jatuhan
Presipitasi
merupakan peristiwa di mana terjadi peroses diatmosfer seperti hujan ataupun
salju, lapisan kabut, turbulensi, serta karakteristik permukaan merupakan
faktor utama dalam pembersihan atmosfer sehingga zat pencemar dapat terendapkan
Proses pembersihan atau penghilangan zat pencemar ini terjadi melalui dua
mekanisme, yaitu rain out dan wash out. Rain out terjadi
pada saat proses kondensasi dengan partikel pencemar sebagai butir kondensasi.
Sedangkan wash out terjadi pada saat air hujan dalam perjalananya menuju
permukaan bereaksi dengan partikel-partikel pencemar.
Perubahan bentuk :
1.
Fotolisis
2.
Oksidasi
Proses oksidasi di udara yaitu adanya interaksi zat-zat yang
ada di udara sehingga membentuk senyawa lain yang berbahaya bagi kesehatan
maupun lingkungan. Misalnya pada Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas yang sangat
berbahaya jika terhirup oleh manusia. Nitrogen monoksida (NO) dapat mengalami
oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun berbau tajam menyengat hidung dan
berwarna merah kecoklatan. Gas NO2 yang terkandung dalam udara dapat
membahayakan kesehatan makhluk hidup terutama manusia karena dapat menyebabkan
gangguan pernapasan (penurunan kapasitas difusi paru-paru).
Proses interaksi zat toksik di air
Perpindahan :
1.
Penyerapan
Umumnya hanya bagian zat
yang berada dalam bentuk terlarut, terdispersi secara molekul yang dapat
diabsorbsi. Penyerapan ini sangat ditentukan oleh faktor kadar zat dan lamanya
bersentuhan antara zat yang terdapat dalam bentuk yang dapat diabsorpsi dengan
permukaan organisme yang berkemampuan mengabsorbsi zat tersebut. Pada
pencemaran lingkungan, bagian dosis yang dapat diabsorbsi menentukan derajat
eksposisi yang efektif terhadap
organisme.
2.
Pengupan
Penguapan
dalam proses interaksi zat toksik dalam air dipengaruhi oleh dinamika ekosistem
lingkungan. Seperti halnya pada pestisida dikenal istilah residu. Sedangkan
residu itu sendiri merupakan bahan kimia pestisida yang terdapat di atas atau
di dalam suatu benda dengan implikasi penuaan (aging), perubahan (alteration)
atau kedua-duanya. Residu dapat hilang atau terurai dan proses ini
kadang-kadang berlangsung dengan derajat yang konstan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ialah penguapan, pencucian, pelapukan (weathering), degradasi enzimatik dan translokasi.
3.
Pengambilan
biologis
Perubahan bentuk :
1.
Fotolisis
2.
Hidrolisis
Peroses hidrolisis yang terjadi didalam
air dimana terjadi peningkatan nilai pH dalam air, Peningkatan pH terjadi saat
proses hidrolisis dimana H+ digunakan untuk mengkatalisis reaksi pemutusan
ikatan pada polisakarida, lipid dan protein. Peningkatan pH menunjukkan adanya
kegiatan mikroorganisme menguraikan bahan organik seperti karbohidrat yang
diuraikan menjadi glukosa. Setelah itu terjadi proses asidogenesis dan asetogenesis.
Tahap asidogenesis dilakukan oleh berbagai kelompok mikroorganisme, yang
mayoritas adalah mikroorganisme obligat anaerob dan anaerob fakultatif. Pada
proses ini terjadi penurunan pH karena adanya asam organik yang dihasilkan
seperti asam butirat, propionat, dan asetat. Selanjutnya pH cenderung mengalami
peningkatan karena asam organik diuraikan menjadi metana dan karbondioksida.
3.
Oksidasi
Potensial
redoks (reduksi dan oksidasi) yang menggambarkan aktivitas elektron di perairan
adalah potensi larutan untuk mentransfer elektron dari suatu oksidan kepada
reduktan (Libes 1992; Kester 2001). Reduksi-oksidasi atau potensial redoks
adalah pengukuran kuantitatif reduksi-oksidasi dari suatu sistem yang dapat
diukur dengan elektroda platina dan merupakan elektroda standar 39 hidrogen
(Kester 2001). oksidasi adalah proses kehilangan elektron dari suatu
persenyawaan kimia dari substansi atau dari atom dan radikalnya. Dalam reaksi
redoks, oksigen bersifat sebagai penerima elektron.
Metabolisme :
Peningkatan suhu juga menyebabkan
penurunan kelarutan gas dalam air dan menyebabkan terjadinya peningkatan
dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Selain itu, peningkatan suhu juga
menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan
selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme perairan,
dan akhirnya mengakibatkan penurunan kandungan oksigen terlarut.
Biodegradasi
:
Biodegradasi
didefinisikan sebagai suatu proses oksidasi senyawa organik oleh
mikroorganisme, baik di tanah, perairan, atau pada instalasi pengolahan air limbah
Biodegradasi terjadi karena bakteri dapat melakukan metabolisme zat organik
melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi.
Energi digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi.
Peroses interaksi zat toksik di
tanah
Perpindahan :
1.
Penyerapan
Penyerapan merupakan peristiwa dimana umumnya hanya terjadi dibagian zat yang berada dalam bentuk terlarut,
terdispersi secara molekul yang dapat diabsorbsi. Penyerapan ini sangat
ditentukan oleh faktor kadar zat dan lamanya bersentuhan antara zat yang
terdapat dalam bentuk yang dapat diabsorpsi dengan permukaan organisme yang berkemampuan
mengabsorbsi zat tersebut. Pada pencemaran lingkungan, bagian dosis yang dapat
diabsorbsi menentukan derajat eksposisi yang efektif terhadap organisme.
2.
Sedimentasi
Sedimentasi
merupakan proses pengendapan berbagai zat baik itu bersifat toksik maupun non
toksik. sedimentasi juga dapat mempengaruhi kondisi habitat meiofauna.
Kekeruhan yang disebabkan oleh sedimentasi dapat menghalangi penetrasi cahaya
yang masuk ke dalam air dan mengganggu proses fotosintesis alga bentik.
Akibatnya, produktivitas primer menjadi rendah dan ketersediaan oksigen di
kolom air berkurang. Sedimen yang tersuspensi kembali ke kolom air dapat
menyumbat permukaan alat pencernaan pemakan suspensi. Gangguan pada permukaan
sedimen dapat menghambat perkembangan larva meiofauna interstisial yang
menempel pada permukaan sedimen tersebut. Ukuran butir sedimen juga penting
dalam mengontrol kemampuan sedimen untuk menahan dan mensirkulasi air.
3.
Aliran
Aliran air sangat
dipengaruhi oleh kondisi dalam air itu sendiri, aliran air berpengaruh terhadap
keadaan dan distribusi oraganisme maupun zat toksik dalam air.
4.
Penguapan
Penguapan merupakan proses dimana zat
atau polutan
5.
Pencucian
Logam berat memasuki lingkungan tanah melalui
penggunaan bahan kimia yang berlangsung mengenai tanah, penimbunan debu, hujan atau
pengendapan, pengikisan tanah dan limbah buangan. Interaksi logam berat dan
lingkungan tanah dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu proses sorbsi atau
desorbsi, difusi pencucian dan degradasi. Pemasok logam berat dalam tanah pertanian
antara lain bahan agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bemotor,
bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan.
6.
Pengambilan
biologis
Perubahan bentuk :
1.
Hidrolisis
2.
Oksidasi
3.
Fotolisis
4.
Reduksi
Metabolisme :
metabolisme
zat organik melalui sistem enzim untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan
energi. Energi digunakan untuk sintesis, motilitas, dan respirasi
Biodegradasi :
Biodegradasi merupakan proses pembuangan dan perubahan yang penting
dalam air, sedimen dan tanah. Reaksi mencakup oksidasi, reduksi, hidrolisis dan
terkadang penataan ulang dan dipengaruhi oleh bangun molekul dan kepekatan zat
polutan, sifat alamiah mikroorganisme, keadaan lingkungan dan suhu.
DAFTAR PUSTAKA
·
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan.
Yogyakarta: ANDI
·
Anonim. 2011. 86 Parameter Pencemaran Udara Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Didownload dari :
file://86-parameter-pencemaran-udara-dan-dampaknya-terhadap-kesehatan.html.
·
Des W. Connel & Gregory J. Miller.
1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran.
Jakarta: UI press.
·
Fadil hayat. 2010. Interaksi Zat Kimia.
Didownload dari : file:// INTERAKSI -ZAT-KIMIA-CAB-Fadhil-Hayat/Blog.htm.
·
Yuly. 2012. Dampak Polusi Udara Bagi
Kesehatan. Didownload dari : file://dampak-polusi-udara-bagi-kesehatan.html.
·
Hendra. 2012. Bahaya Bahan Toksik Pada
Timbal Pb. Didownload dari : file:///F:/bahaya-bahan-toksik-pada-timbal-pb.html.
The best ways to get from Atlantic City Casino to Borgata
BalasHapusBest 광명 출장마사지 ways to get 김해 출장마사지 from 김제 출장안마 Atlantic City Casino to Borgata Hotel Casino to Borgata Hotel Casino & Spa · 1. Borgata Way, 경상남도 출장샵 Atlantic City, 영주 출장마사지 NJ,